Kesan Rashid Usai Satu Musim Bermain di Sepak Bola Indonesia

06 April 2022 16:30

GenPI.co Jabar - Gelandang Persib Bandung, Mohammed Rashid menceritakan pengalamannya bermain di Indonesia untuk pertama kali.

Terutama soal sistem kompetisi yang menerapkan bubble selama semusim penuh karena pandemi Covid-19.

Menurut Rashid, sistem kompetisi bubble sangat sulit untuk dijalani para pemain karena harus berjauhan dengan keluarga dalam kurun waktu cukup lama.

BACA JUGA:  Alarm Banjir Berbunyi Nyaring di Bekasi, Warga Diminta Waspa

"Iya itu sulit, karena kamu akan pergi ke Yogya, Jakarta atau bahkan tiga bulan di Bali," ujar Rashid kepada awak media belum lama ini.

Kendati berat, pemain asal Palestina ini merasa bangga karena Persib bisa mengakhiri kompetisi di urutan kedua.

BACA JUGA:  Persib Resmi Perkenalkan Ricky Kambuaya dan Rachmat Irianto

"Sejujurnya kami ingin memenangkan liga tapi Allah belum mengabulkan keinginan kami," katanya.

Walau pada akhirnya Persib gagal menjadi juara, pemilik nomor punggung 74 ini tetap bersyukur karena berhasil bermain di kompetisi Asia.

BACA JUGA:  Langkah Keren Polres Cirebon Atasi Gangguan Keamanan Saat Ramadan

Sebab bagi dia, Persib sudah selayaknya selalu lolos dan bermain di kompetisi Asia setiap tahun.

"Persib adalah tim yang seharusnya lolos ke AFC di setiap tahunnya. Klub pantas mendapatkan itu," ucapnya.

Selain sistem bubble yang merepotkan, Rashid menilai waktu kick off menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh para pemain.

Sebab para pemain bisa bermain pada pukul 21.30 atau 21.45 WITA, sehingga pertandingan baru selesai ketika memasuki jam tengah malam.

"Ya ini pertama kali bagi saya bermain hampir di tengah malam. Setiap pulang dari stadion kami selalu merasakan ngantuk," ucapnya.

Sebagai pesepakbola, lanjut dia, tidur cepat dan tidak terlalu malam merupakan rutinitas yang dijalani setiap hari.

Namun sejak bermain di Bali dan bermain hampir tengah malam, pola tidur menjadi cukup kacau.

"Ini gila, ini sulit untuk dipercaya dan tentunya melelahkan. Kami juga dalam dua bulan terakhir bermain hampir setiap tiga hari sekali," katanya.

Bahkan dia berani bertaruh, tim-tim besar Eropa bakal kesulitan dengan kompetisi yang di gelar di Indonesia.

"Karena sulit melakukan recovery dengan waktu seperti itu, pemulihan tidak bisa dilakukan seluruh tubuh hanya dalam waktu tiga hari. Tapi alhamdulillah kami bisa melalui itu," ujarnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ferdyan Adhy Nugraha

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JABAR