GenPI.co Jabar - Pelatih Persib Bandung Robert Alberts melihat jadwal timnya yang hampir selalu bermain malam di atas pukul 20.00 WIB sangat memberatkan.
Dia memberi contoh ketika Liga 1 2021/2022 di gelar di Bali, saat itu Persib bermain pada pukul 10 malam.
"Jika melihat kami di liga dalam sistem bubble, kami tim yang paling sering bermain malam di Bali, kami bisa bermain pukul 10 atau 9.30 malam (WITA) dan itu tidak logis," ujar Robert di Bandung, Rabu (6/7).
Menurut dia, jika tim bermain di kompetisi, maka waktu kick off harus dibagi rata dan adil pada setiap tim.
Sebab hal tersebut, lanjut dia, berkaitan dengan asas fairplay dalam sebuah kompetisi.
"Apa yang terjadi jika di setiap laga bermain 8:30 atau bahkan 8:45 di laga pembuka, kami harus kembali larut malam ke hotel dan keesokan harinya melakukan perjalanan, tentu pemain akan merasa kelelahan," katanya.
Dia menambahkan, proses recovery para pemain dengan waktu yang sedemikian singkat tersebut akan sangat sulit.
Apalagi jika melihat jadwal, jeda pertandingan hanya berkisar empat sampai lima hari saja.
"Kami sudah melihat dampaknya di Bali. Memang di Bali kami tidak perlu melakukan perjalanan, tapi saat kembali ke hotel, pemain baru mulai bisa tidur jam 3-4," katanya.
Robert menyatakan, setiap tim harus mendapatkan pembagian waktu kick off yang sama.
Jangan sampai, kata dia, ada ketimpangan yang membuat asas fairplay kompetisi ternodai.
"Kalau tidak salah Bali dan Bhayangkara hanya bermain empat kali di malam hari. Sedangkan kami bermain 13 kali malam hari. Jadi ini harus diperhatikan dan menjadi hak kami untuk berdiskusi dengan pihak operator," katanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News