GenPI.co Jabar - Beberapa pemain dan ofisial Persib Bandung, bobotoh, serta civitas akademika ITB menggelar doa bersama dengan tajuk "Doa Bersama untuk Sepak Bola Indonesia" di Masjid Salman ITB, Rabu (5/10).
Adapun pemain yang hadir pada kegiatan doa bersama ini antara lain, Achmad Jufriyanto, Fitrul Dwi Rustapa, Robi Darwis, Ridwan Ansori, Bayu Mohamad Fiqri, Kakang Rudianto, Teja Paku Alam, Ferdiansyah, dan Arsan Makarin.
Doa bersama ini di gelar untuk mendoakan korban dan keluarga yang ditinggalkan pada tragedi Kanjuruhan.
Kegiatan ini diawali dengan salat magrib berjamaah yang kemudian pemberian tausiyah oleh Ustaz Handy Bonny.
Lalu kegiatan ini ditutup dengan doa dan salat Isya berjamaah.
Dewan Pakar Salman ITB, Budhiana Kartawijaya mengatakan, sepak bola tidak seharusnya menyebabkan seseorang kehilangan nyawa.
Sebab, sepak bola merupakan media hiburan bagi masyarakat serta pemersatu bangsa.
“Selembar nyawa jauh lebih berharga dari satu pertandingan olahraga apapun,” ujar Budhiana, dikutip dari laman resmi Persib, Kamis (6/10).
Selain itu, dia menjelaskan lawan tanding dalam olahraga bukanlah musuh melainkan mitra supaya meningkatkan kualitas fisik serta mental.
Demikian juga suporter tidak selayaknya salin bermusuhan tetapi memperkuat tali persaudaraan.
Sementara itu, kapten Persib Achmad Jufriyanto menyatakan, perbaikan semua aspek menjadi dambaan semua pihak.
Maka dari itu, dia berharap momentum ini bisa menjadi pemersatu bagi setiap suporter.
“Akan enak dilihat Aremania datang ke Surabaya. Bobotoh ke Jakarta, Jakmania ke Bandung, Bonek ke Malang, atau suporter lainnya. Damai itu indah, dan enak pastinya dengan situasi itu,” ucapnya.
Ustaz Handy Bonny mengatakan, terlalu mahal satu nyawa untuk sepakbola. Ia berharap ada kebaikan yang didapat di balik peristiwa memilukan itu.
“Terlalu mahal satu nyawa untuk kebangkitan sepakbola. Semoga ini yang terakhir,” ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News