GenPI.co Jabar - Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dedi Supandi akan melakukan moratorium kegiatan Pramuka di gugus depan SMAN 1 Ciamis.
Hal tersebut ia lakukan usai terungkapnya aksi perpeloncoan dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut, hingga membuat tiga siswa terluka dan dirawat di rumah sakit.
“Yang dua orang sudah keluar rumah sakit dan siap sekolah lagi. Sedangkan yang satu belum,” katanya seperti dilansir dari Antara, Jumat (14/1).
Dugaan penyiksaan tersebut terjadi saat korban mengikuti kegiatan pasukan tongkat (paskat) sedang berlatih kemampuan baris berbaris menggunakan tongkat.
“Kejadian itu berawal saat Sabtu di luar sekolah. Jadi, sebetulnya itu kegiatan di luar sekolah dan tidak ada izin dari sekolah,” sebutnya.
Karena itu, pihaknya sudah melaporkan insiden dari perpeloncoan bernama Lingkaran Setan itu ke Kwartir Daerah (Kwarda) Jawa Barat.
“Nanti selama moratorium akan dilakukan pembenahan untuk memperbaharui struktural dalam rangka memutus mata rantai,” ujarnya.
Menurut Dedi, hal itu dilakukan karena kegiatan paskat merupakan kegiatan yang sering melibatkan alumni.
Karena itu, pihaknya melarang sementara adanya keterlibatan dari alumni untuk memutus mata rantai dan mengawasi kegiatan ekstrakurikuler Pramuka.
“Karena sudah ada kebiasaan lama seperti itu, yang dilakukan secara turun temurun. Seperti pola pembaiatan untuk menjadi anggota unit tongkat,” tuturnya. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News