GenPI.co Jabar - Masyarakat bisa bernapas lega karena Dinas Koperasi UMKM Perdagangan dan Perindustrian (Diskopperdag) Cianjur, Jawa Barat, memastikan daging sapi akan aman stoknya hingga lebaran.
Saat ini, ada dua rumah potong hewan yang memiliki stok sapi mencapai 1.100 ekor untuk menyambut puasa dan lebaran nanti.
Kepala Bidang Perdagangan (Diskopperindag) Cianjur, Agus Mulyana, memprediksi kenaikan harga daging sapi tidak akan sampai melambung.
Dia menyebutkan, kenaikan harga daging sapi di pasar tradisional lebih kepada tingginya pemesanan dari warga Cianjur.
"Untuk stok daging hingga saat ini masih aman, bahkan sampai lebaran nanti karena kita memiliki dua rumah potong hewan dengan stok sapi lebih dari 1.100 ekor. Kita juga akan berkoordinasi dengan Bulog Cianjur, terkait ketersediaan stok daging sapi," ujar Agus di Cianjur, Sabtu (12/3/2022).
Agus menambahkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan dinas terkait serta Bulog Cianjur.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jika harga daging sapi naik dengan cukup tinggi.
Selain itu, ketika misalnya harga daging sapi naik, maka pihaknya akan langsung menggelar pasar murah.
Pedagang daging di Pasar Induk Pasirhayam Cianjur, Andri Willi, mengungkapkan kenaikan harga daging sapi di pasar sudah terjadi sejak minggu lalu.
Awalnya, harga daging sapi berada dikisaran Rp 110 ribu per kilogram dan kini sudah mencapai Rp 130 ribu per kilogram
"Kenaikan terjadi karena tingginya pemakaian sejak satu pekan terakhir, untuk penjualan terus meningkat terutama menjelang masuknya bulan puasa. Perkiraan kami harga akan terus mengalami kenaikan hingga puasa dan akan kembali turun sepakan setelah puasa," katanya.
Hanya saja meski mengalami kenaikan, Willi memprediksi tidak akan sampai terlalu tinggi.
Sebab dampaknya akan kepada penjualan daging sapi yang menurun sangat tajam seperti tahun sebelumnya.
Sejauh ini, stok daging sapi masih cukup aman hingga lebaran tiba nanti karena pasokan selalu datang dari rumah potong hewan di Cianjur.
"Harapan kami sama dengan pembeli, harga daging tidak sampai melambung dan penjualan tetap normal, karena saat harga melambung penjualan akan menurun. Berkaca dari tahun lalu, kenaikan tidak akan lebih dari Rp 150 ribu per kilogram," katanya. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News