Rencana Pembangunan Tol di Kawasan Puncak Bogor Mendapat Kritik

20 Juni 2022 10:00

GenPI.co Jabar - Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno, mengkritik rencana pemerintah pusat membangun tol di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor.

Dia menilai, pembangunan jalan tol yang bertujuan mengatasi kemacetan di kawasan Puncak, justru bakal menimbulkan persoalan baru, yakni lingkungan.

"Membangun tol di Puncak bisa menimbulkan persoalan lingkungan. Seharusnya yang jadi prioritas itu adalah pembenahan angkutan umum dan membenahi manajemen lalu lintas,” ujarnya, Minggu (19/6).

BACA JUGA:  Ingin ke Puncak Bebas Macet? Pakai 5 Jalur Alternatif Ini

Dia juga menyayangkan dengan keputusan Pemkab Bogor yang tidak menerima keberadaan angkutan umum di wilayahnya.

“Ketika Bus Trans Pakuan yang mendapat biaya operasional 100 persen dari Ditjenhubdat akan memperluas operasi layanannya hingga wilayah Kabupaten Bogor, tetapi Pemkab Bogor malah menolaknya,” tuturnya.

BACA JUGA:  Jalur Alternatif II Puncak Jadi Solusi Atasi Kemacetan Saat Mudik

Djoko sangat menyayangkan penolakan Pemkab Bogor atas program Bus Trans Pakuan.

Padahal, lanjut dia, Organda Bogor tidak menolak kehadiran Trans Pakuan, terutama yang menuju kawasan Puncak Bogor.

BACA JUGA:  Libur Panjang, Kemacetan di Kawasan Puncak Mencapai 15 Kilometer

Sebagai informasi, Ditjen Bina Marga memberikan solusi untuk mengatasi kemacetan di Puncak, Kabupaten Bogor.

Solusi pertama adalah dengan melebarkan jalan, namun hal tersebut sulit dilakukan karena mahal dan terkendala lahan.

Kemudian, melakukan penataan di setiap persimpangan jalan, sejauh ini ada empat sampai lima titik kemacetan di jalur tersebut.

Ketiga, pemerintah berencana untuk membangun jalan bebas hambatan alias tol untuk mengatasi kemacetan.

Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hedy Rahadian menyatakan solusi yang paling memungkinkan adalah membangun tol dari Caringin ke Puncak sepanjang 18 kilometer.

Tol tersebut nantinya bakal meliputi kawasan Caringin, Cisarua, dan Gunung Mas.

Ada dua skema dalam pembangunan tol ini, yakni jalur solicited dan jalur unsolicited atau prakarsa.

Skema pertama, jalur solicited yaitu masuk ke dalam rencana kerja (pipeline) kementerian.

Skema kedua yakni jalur prakarsa (unsolicited), baginya model ini bisa lebih cepat dan sebagai salah satu solusi yang harus didalami.

"Kalau memang dari model bisnisnya yang teman -teman hitung memungkinkan untuk prakarsa, kami akan tawarkan secara prakarsa kalau ada yang berminat," tandasnya. (mcr19/jpnn)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ferdyan Adhy Nugraha

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JABAR