GenPI.co Jabar - Sungguh nahas nasib nelayan di Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi dalam sepekan terakhir.
Ribuan nelayan di daerah tersebut tidak bisa melaut karena kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar dan pertalite.
"Di Desa Pantai Bahagia saja, ada 1.500 nelayan yang pendapatannya menurun drastis karena tidak bisa melaut lantaran tidak mendapatkan BBM bersubsidi," kata Sekretaris Desa Pantai Bahagia Ahmad Qurtubi di Kabupaten Bekasi, Rabu.
Kondisi ini membuat nelayan di wilayahnya harus membeli BBM di SPBU Batujaya, Kabupaten Karawang.
Namun karena mengalami kelebihan penjualan dari sektor pertanian, maka niat nelayan untuk membeli BBM tidak bisa dilayani.
"Di Muaragembong tidak ada SPBU, jadi nelayan biasanya beli BBM bersubsidi di Batujaya Karawang, nah sekarang mereka kesulitan melaut karena tidak bisa mendapatkan BBM," katanya.
Sebenarnya, lanjut dia, sudah ada surat permohonan yang ditujukan kepada Dinas Pertanian, Pemkab Bekasi, dan BP Migas untuk membangun SPBU.
Rencananya, SPBU tersebut akan terletak di Desa Pantai Bahagia atau Desa Pantai Mekar.
Namun surat permohonan yang diajukan oleh pihaknya sampai saat ini belum direalisasikan oleh pihak terkait.
"Nelayan yang menggunakan perahu jenis ketinting butuh lebih 10 liter pertalite per hari, kalau yang pakai perahu jenis jukung butuh 30 sampai 40 liter solar per hari, makanya kami minta supaya dibangun SPBU khusus untuk nelayan, karena tidak bisa melaut akan berdampak pada pendapatan nelayan," katanya.
Sementara itu, Camat Muaragembong Lukman Hakim menyatakan bahwa di wilayahnya memang benar tidak ada SPBU.
Hal tersebut membuat ribuan nelayan menjadi kesulitan untuk melaut karena tidak bisa mendapat pasokan BBM bersubsidi dari SPBU Batujaya.
"Surat permohonan pembangunan SPBU akan kami sampaikan kembali ke Pak Pj (Penjabat) Bupati Bekasi, draft-nya sudah ada. Jadi memang alasan utamanya karena nelayan kesulitan mendapatkan BBM solar bersubsidi," katanya.
Selain itu, pihak kecamatan juga mengusulkan untuk kembali mengaktifkan fasilitas penyalur BBM bersubsidi yang telah mati suri selama lebih dari 10 tahun.
"Fasilitas penyalur BBM ini dulu sudah ada, tiba-tiba berhenti, tidak tahu sebabnya, ini supaya diaktifkan kembali. Jadi selain SPBU untuk umum, juga untuk nelayan, karena ini untuk perekonomian nelayan kami juga," kata Lukman. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News