Ratusan Petugas DKM Dilatih Menyembelih Menjelang Iduladha

02 Juli 2022 06:00

GenPI.co Jabar - Dinas Kesehatan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung melatih 780 petugas Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dalam rangka persiapan Iduladha, 10 Juli 2022.

Dalam kegiatan ini, para petugas DKM mendapat pelatihan untuk memotong hewan kurban yang tepat dan memilih daging terbaik.

Kepala Bidang Keamanan Pangan DKPP Kota Bandung, Ermariah menyatakan, 157 petugas dari pihaknya bakal diturunkan mulai dari Iduladha sampai tasyrik untuk memeriksa postmortem atau pascapenyembelihan.

BACA JUGA:  Kondisi PMK di Kuningan Mengkhawatirkan Jelang Iduladha

"Selama empat hari, ada 91 petugas ASN dan 66 petugas non-ASN yang menyebar ke 30 kecamatan di Kota Bandung untuk memeriksa postmortem hewan kurban. Kita akan usahakan sebanyak mungkin untuk keliling memeriksa lokasi-lokasi penyembelihan hewan kurban," ujar Erma, dikutip dari laman resmi Pemkot Bandung, Jumat (1/7).

Dalam hal skala prioritas, dia menyebut masjid besar akan dilebih dahulukan karena biasanya memotong hewan kurban lebih banyak.

BACA JUGA:  Menjelang Iduladha, Harga Hewan Kurban di Bogor Mulai Naik

"Kita dahulukan lokasi yang memotong lebih banyak, biasanya di masjid besar seperti Masih Raya Bandung dan Masjid Al Ukhuwah," ucapnya.

Selain itu, dalam menilai daging layak dikonsumsi atau tidak, harus ada pemeriksaan sebelum dipotong.

BACA JUGA:  Langkah Pemkot Cimahi Antisipasi PMK Jelang Iduladha

Selesai itu, baru dilihat dari proses penyembelihannya.

Menurut dia, organ dalam seperti jeroan dan tulang akan memengaruhi kualitas dari suatu daging.

Baru setelah itu bisa diputuskan apakah daging layak dikonsumsi atau dimusnahkan.

"Dengan begitu, kita juga bisa mengetahui penyakit apa yang diderita oleh sapi tersebut, sehingga kita bisa mengambil keputusan. Misal, kalau limpanya merah bengkak besar, itu kemungkinan penyakit antraks. Kalau antraks itu tidak boleh dikonsumsi dagingnya, harus dimusnahkan," papar Erma.

Contoh lainnya, apabila paru-paru diketahui terdapat nanah, maka kemungkinan besar hewan kurban tersebut sudah terkena TBC paru.

Kendati demikian, dia memastikan daging tersebut layak dikonsumsi asalkan dimasak lebih dulu selama minimal 30 menit.

"Lalu, kalau ada cacing hati, itu dagingnya masih bisa dikonsumsi, tapi hatinya harus diafkirkan atau dimusnahkan," imbuhnya.

Menjelang Iduladha, Erma menyebut hewan kurban di Kota Bandung tergolong aman dan terkendali lantaran tidak ditemukannya antraks dan TBC Paru.

Namun, pihaknya mengakui ada laporan terkait penyakit ringan seperti cacing hati atau pneumonia.

Jika kondisi seperti ini, paru-paru hewan tersebut harus dibuang sebagian.

Erma juga mengimbau agar masyarakat tidak menggunakan plastik daur ulang seperti kresek untuk membungkus daging.

"Sifat daging itu mudah menyerap bau, kotoran, dan bakteri. Kalau kita pakai plastik hitam, khawatirnya akan terserap oleh daging zat-zat kimia yang ada di plastik," jelasnya.

Ia menyarankan, sebaiknya menggunakan plastik transparan atau plastik organik food grade karena tidak mengandung zat-zat berbahaya yang bisa mengontaminasi daging.

"Anyaman bambu (besek) juga kurang baik sebenarnya karena kotorannya juga bisa menempel di daging dari sela-selanya," tuturnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ferdyan Adhy Nugraha

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JABAR