Hujan Meteor akan Hiasi Langit Kota Bandung, Catat Jadwalnya!

09 Juli 2022 12:00

GenPI.co Jabar - Langit Kota Bandung akan dihiasi hujan metor Alpha-Capricornids dan Delta-Aquariids pada tanggal 29 Juli 2022.

Peneliti Astronomi Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Thomas Djamaluddyn menuturkan, hujan meteor Alpha-Capricornids bisa diamati mulai pukul 20.00 WIB sampai subuh di langit timur.

"Makin malam, hujan meteor akan bergerak ke arah selatan. Sebenarnya hujan meteor ini tidak banyak, tapi kadang ada meteor yang terang terlihat. Ini juga bisa menjadi daya tariknya," ujarnya dikutip dari laman resmi Pemkot Bandung, Sabtu (9/7).

BACA JUGA:  Jadwal dan Harga Tiket Baraya Travel Jurusan Bandung - Jakarta

Berbeda dari Alpha-Capricornids, Delta-Aquariids bisa dilihat di tengah malam bagian langit selatan.

Menurutnya, Alpha-Capricornids tergolong hujan meteor agar kuat dibandingkan Delta-Aquariids

BACA JUGA:  Banyak Pemain Cedera, Persib Bandung Tetap Gelar Gim Internal

"Ada 16 meteor per jamnya. Tapi, untuk melihat hujan meteor ini persyaratannya kondisi cuaca harus cerah, medan pandang ke langit selatan tidak terhalang oleh gedung dan pohon, juga jauh dari polusi cahaya," jelasnya.

Jika masyarakat ingin melihat fenomena menakjubkan ini, lanjut dia, perlu mencari tempat yang tepat.

BACA JUGA:  Jadwal dan Harga Tiket Pesawat Bandung - Yogyakarta Terbaru 2022

Sebab, Kota Bandung saat ini sudah terkena polusi cahaya yang cukup banyak sehingga sulit melihatnya.

"Tapi, kalau di daerah pinggiran Kota Bandung mungkin masih mudah untuk lihat. Asalkan kondisi sekitar itu gelap," katanya.

Dia menyatakan, masyarakat tak perlu khawatir dengan fenomena astronomi ini karena tidak memiliki dampak besar.

Fenomena seperti ini, kata dia, sudah biasa terjadi bahkan hampir setiap tahun selalu terjadi.

"Hujan meteor juga tiap tahun ada dengan waktu yang umumnya sama. Kalau pun bergeser, paling hanya lebih sehari," tuturnya.

Selain hujan meteor, langit Kota Bandung juga akan dihiasi oleh bulan besar atau supermoon pada Juli ini.

"Supermoon merupakan fenomena purnama terdekat. Biasa rata-rata jarak bumi ke bulan itu 38.4000 km. Namun, pada saat supermoon jaraknya lebih dekat dari itu. Sehinga purnama akan lebih besar dan terang dibandingkan biasanya," papar Thomas.

Hanya saja, supermoon akan terlihat sama saja dengan bulan biasa jika melihat melalui mata telanjang.

Dia menyebut, supermoon perlu dipotret dan dibandingkan dengan citra purnama yang biasa terjadi,

"Untuk wilayah pantai, berefek pada penambahan ketinggian pasang maksimum," ucapnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ferdyan Adhy Nugraha

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JABAR