Kuliah di ITB Belum Tentu Mudah Dapat Pekerjaan, Ini Buktinya

14 Juli 2022 13:00

GenPI.co Jabar - Institut Teknologi Bandung (ITB) banyak menjadi pilihan bagi calon mahasiswa karena dinilai lebih mudah dalam mencari pekerjaan pada saat lulus nanti.

Menurut QS World University Ranking (QS WUR), ITB berada di posisi ketiga perguruan terbaik di Indonesia dan peringkat 303 dunia.

Lulusan mahasiswa ITB pun banyak bertebaran di perusahaan-perusahaan besar Indonesia bahkan luar negeri.

BACA JUGA:  Permasalahan SBM ITB Mulai Menemukan Titik Terang

Selain itu, banyak dari mereka yang mendirikan perusahaan sendiri di Indonesia dan cukup sukses.

Hal tersebut tidak lepas dari nama besar ITB yang sudah berdiri sejak tahun 1920 dengan nama de Techniche Hoogeschool te Bandung (TH).

BACA JUGA:  2.085 Calon Mahasiswa Baru diterima ITB Melalui SNMPTN 2022

Banyak orang-orang besar di Indonesia yang pernah menjadi mahasiswa di ITB seperti Soekarno, B. J. Habibie, hingga Ridwan Kamil.

Namun dengan segala keistimewaan, sejarah panjang, dan nama besar, apakah lulusan ITB mudah dalam mencari kerja?.

BACA JUGA:  Pesan Menyentuh ITB untuk Anak Ridwan Kamil yang Hilang

Jawabannya tentu saja tidak, karena tak sedikit alumni yang kesulitan mendapatkan pekerjaan ketika lulus dari ITB.

Sama seperti lulusan perguruan tinggi lain, mereka harus berjuang dari tahap awal untuk bisa bekerja dalam sebuah perusahaan.

Kondisi ini dialami oleh seorang lulusan ITB, Joshua William jurusan S1 Manajemen yang lulus pada tahun 2018.

Dia mengaku, ketika lulus dari ITB pada tahun 2018 cenderung menganggap remeh tentang urusan mencari kerja.

"Anggapannya cuma email CV, datang wawancara, keterima, selesai. Kenyataannya? Tidak semudah itu," ujar Joshua dikutip dari laman Karir ITB, Kamis (14/7).

Seperti kebanyakan mahasiswa yang baru lulus, Joshua melamar pekerjaan ke sejumlah perusahaan seperti konsultan, startup, bank swasta dan BUMN.

Harapan Joshua untuk bisa bekerja sempat timbul ketika CV screening serta tes dan wawancara berhasil dilewati.

Hanya saja, Joshua harus diliputi rasa kecewa karena pada tes tahap terakhir selalu gagal dengan berbagai alasan.

"Saya sering berbagi cerita dengan teman seangkatan dan banyak juga kisah dari mereka yang serupa," ucapnya.

Kegagalan ini membuat Joshua semakin bersemangat untuk bisa berkembang agar bisa diterima perusahaan dan bekerja.

Ketika ada kesempatan magang misalnya, dia coba ambil untuk menambah pengalaman di dunia kerja.

Kemudian, ketika ada seminar atau job fair, Joshua tidak pernah terlewat untuk ikut serta.

"Ada waktu senggang, belajar. Gagal seleksi lagi? thank you, next," katanya.

Tekad Joshua untuk bisa mendapatkan pekerjaan akhirnya tercapai ketika lulus seleksi dan diterima kerja di perusahaan konsultan.

Perjuangan setelah lulus kuliah dirasakan Joshua tidak mudah karena benar-benar harus berjuang mengikuti banyak tahapan tes serta menghadapi saingan berat.

Dengan segala perjuangan dan tantangan yang dihadapi Joshua dalam mencari pekerjaan, akhirnya ada satu kesimpulan.

"Apakah saya dapat pekerjaan ini hanya karena privilege almamater? Nope. Nama besar almamater tidak akan membawamu sejauh itu, kawan," ucapnya.

Dia menyebut, perlu ada sesuatu yang bisa membuat rekruter tertarik sehingga selama masa kuliah harus bisa dimanfaatkan dengan baik.

"Prestasi selama kuliah, kepemimpinan, ataupun pengalaman magang, adalah poin plus yang seharusnya lebih bisa dibanggakan karena itu adalah pencapaian pribadi dan bukan semata gengsi dari institusi," ujarnya.

Joshua mungkin bukan satu-satunya lulusan ITB yang sempat kesulitan mencari pekerjaan di luar sana.

ITB memang memiliki nama besar di Indonesia dengan segala kelebihan dan prestasinya selama ini.

Namun mengandalkan nama besar almamater saja tidak cukup untuk bisa masuk industri,

Perlu tekad dan persiapan yang kuat hingga akhirnya perusahaan tertarik untuk merekrut. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ferdyan Adhy Nugraha

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JABAR