GenPI.co Jabar - Warga Cianjur sempat mengalami kesulitan untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di sejumlah SPBU, Senin (18/7).
Sales Branch Manager Pertamina area Cianjur, Bagus mengatakan, ada keterlambatan distribusi pasokan BBM terutama Pertalite, karena arus lalu lintas yang macet.
Selain itu, kenaikan konsumsi selama momen libur sekolah turut mempengaruhi keterlambatan pengiriman BBM ke sejumlah SPBU.
"Untuk stok BBM di depot aman dan kuota setiap SPBU masih sama, namun pendistribusian ke masing-masing SPBU terhambat akibat lalulintas yang padat selama libur panjang sekolah, sehingga pasokan BBM ke SPBU terlambat," katanya di Cianjur, Senin.
Dia menambahkan, mobil tangki di Cianjur terlambat masuk ke depok, sehingga antrean yang seharusnya pagi, baru mendapat pasokan di siang hari.
Keterlambatan semakin menjadi-jadi tatkala mobil tangki terjebak macet ketika hendak ke SPBU.
Bagus menyatakan, pihaknya bakal berkoordinasi dengan kepolisian untuk mendapatkan pengawalan supaya pasokan BBM tidak terlambat lagi.
"Tidak ada kelangkaan, kalau terlambat karena padatnya arus lalulintas selama libur panjang sekolah," katanya.
Pihaknya juga mencatat, dalam beberapa bulan terakhir terjadi kenaikan penggunaan BBM jenis Pertalite, sehingga stok per hari cepat hari.
Bukan hanya itu, selama libur panjang sekolah, pemakaian BBM mengalami peningkatan, terutama di jalur wisata.
Dengan demikian, SPBU diminta untuk menambah penebusan stok atau build up stock, sehingga pasokan tetap aman, kendati pendistribusian terlamat.
Termasuk melakukan koordinasi ketika arus lalulintas padat dan membutuhkan pengawalan, sehingga pendistribusian tepat waktu.
Sementara itu, berdasarkan pantauan, antrean panjang kendaraan terlihat di sejumlah SPBU di sepanjang jalur utama Cianjur.
Pemilik kendaraan rela mengantri untuk mendapatkan BBM jenis Pertalite yang sulit didapat sejak beberapa hari terakhir.
"Kami pikir langka, meski pasokan-nya ada namun antrean untuk mendapat Pertalite sejak beberapa hari terakhir cukup panjang. Bahkan untuk dua hari terakhir, saya terpaksa mengisi BBM jenis Pertamax," kata pengemudi angkutan kota Nurjaman.
Dia berharap penerapan pembelian BBM bersubsidi secara daring diberlakukan untuk kendaraan pribadi karena sebagian besar pengemudi angkutan kota tidak memiliki telepon pintar dan kesulitan saat mendaftar secara online.
"Kalau bisa angkot mah membeli BBM seperti biasa," katanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News