GenPI.co Jabar - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat buka suara terkait kasus bullying kepada seorang siswa kelas V SD di Kabupaten Tasikmalaya.
Akibat bullying itu, siswa SD tersebut meninggal dunia karena depresi setelah dipaksa untuk menyetubuhi kucing dan videonya viral di media sosial.
"Kami berharap kasus bullying di kalangan anak-anak, di lingkungan sekolah atau kasus serupa tidak terjadi lagi," kata Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari ketika dihubungi melalui telepon, Jumat (22/7).
"Dan tentunya semua pihak, ujarnya mulai dari pemerintahan daerah di tempat korban, yakni Pemkab Tasikmalaya hingga pemerintah provinsi harus ikut menyelesaikan kasus ini," tambahnya.
Dia berharap, di masa depan tidak terjadi peristiwa serupa sehingga pendampingan anak oleh keluarga dan sekolah perlu ditingkatkan.
"Kasus bully ini sangat memprihatinkan dan saya sangat menyesalkan ada kejadian atau kasus bully yang tidak etis ini. Ini tentunya jadi tugas bersama orang tua dan juga sekolah. Peran guru BP juga harus muncul untuk konseling," tutur Ineu.
Selain itu, politisi dari Fraksi PDI Perjuangan ini menyebut perda perlindungan perempuan dan anak di Jabar harus betul-betul diimplementasikan.
Sebab, hal tersebut bisa menjadi langkah antisipasi atau pencegahan adanya korban-korban baru.
Dalam kasus ini, peran pemerintah pun harus lebih serius supaya kekerasan terhadap anak tidak terus terjadi.
"Saya pribadi prihatin dan sangat menyesalkan ada kejadian yang tidak etis ini. Ini tentunya jadi tugas bersama orang tua dan juga sekolah. Peran guru BP juga harus muncul untuk konseling," tutur Ineu. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News