Tips dan Trik untuk Dapat IPK 3,99 dari Wisudawan ITB

03 Agustus 2022 15:00

GenPI.co Jabar - Kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan lulus dengan IPK mencapai 3,99 dari 4,00 merupakan hal yang tidak mudah untuk dilakukan.

Namun berkat kerja keras dan tekad yang kuat, wisudawan gelombang ketiga tahun akademik 2021/2022, Michael Agung Nugroho berhasil meraih hal tersebut.

Agung yang berasal dari Program Studi Teknik Dirgantara, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) angkatan 2018 bahkan mendapat predikat Wisudawan Juli ITB 2022 dengan IPK tertinggi

BACA JUGA:  Kos-kosan Dekat Unpad, ITB, dan Ikopin Jatinangor yang Top

Keberhasilan Agung dalam meraih prestasi tersebut dimulai dengan strategi cerdik selama mengikuti perkuliahan.

Pada umumnya, komponen utama penilaian mencakup Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS), dan tugas besar.

BACA JUGA:  Kisah Inspiratif datang Dari Teman Tuli yang Lulus Kuliah di ITB

Biasanya, tugas besar akan dikumpulkan bersamaan dengan UAS, sehingga fokus dia adalah mengejar nilai tinggi pada saat UTS agar tak keteteran ketika akhir semester.

Pada semester 2 dan 7, ia mendapatkan 1 indeks AB. Meski sedih, hal tersebut mengurangi tekanan untuk mendapat nilai sempurna setiap semester, sambil memotivasinya untuk menjaga dan meningkatkan nilai tersebut.

BACA JUGA:  Mahasiswa ITB Buat Konsep Rumah Terapung Anti Banjir di Jakarta

“Dapat IP berapa pun harus disyukuri asalkan kita tau kita sudah mengusahakan yang terbaik," kata Agung dikutip dari laman resmi ITB, Rabu (3/8).

Program Studi Teknik Dirgantara membagi tugas akhir menjadi dua tahap, sedangkan Agung hebatnya menjalani TA tersebut sambi bekerja.

Agung yang memilih untuk menjalani dua hal tersebut justru semakin termotivasi untuk menyelesaikan TA dengan baik.

“Prinsipku, kalau kita mengambil keputusan pasti ada risikonya. Aku ambil keputusan [melakukan TA] sambil kerja. Kalau mau ambil keputusan harus matang dan kalau sudah diambil harus dijalankan sampai selesai,” katanya.

“Tujuan utama belajar bukan untuk IP tapi ilmunya, tetapi IP juga ‘bukti’ paham ilmu dan mengejar IP lebih [bertujuan] ke membanggakan orang tua. Karena, jujur aja, IP tinggi aku bangga, tapi aku yakin orang tua yang akan lebih bangga.” katanya.

Hal yang harus dilakukan pun, lanjut dia, adalah dengan menjadi seseorang yang adaptif dan memiliki niat benar.

“I live by this quote, yaitu kita hidup harus cerdik seperti ular, tulus seperti merpati,” ucapnya.

“Cerdik seperti ular itu [memiliki] situation awareness tinggi—ia tahu harus berbuat apa, saat kapan. Tulus seperti merpati, tuh, kita melakukan sesuatu harus dengan motivasi yang benar. Kalau kita belajar keras-keras nilai jelek tidak apa-apa karena motivasinya mendapat ilmu. Jadi, jadilah cerdik dengan motivasi yang benar. ”

Saat ini, Agung sedang bekerja sambil menjalani fast track di ITB dan berniat melanjutkan riset yang ia lakukan di Tugas Akhir S-1 bertajuk

“Meshless Steady and Transient Heat Conduction Simulation using Least Square Moving Particle Semi-Implicit Methodd”.

Dia juga sedang menimbang untuk melanjutkan studi ke luar negeri. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ferdyan Adhy Nugraha

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JABAR