GenPI.co Jabar - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad), Lasman menceritakan pengalamannya pada saat magang di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur Malaysia, 26 Juni hingga 26 Juli 2022.
Lasman mengatakan, untuk mendapatkan kesempatan magang di KBRI Kuala Lumpur tidak mudah, karena harus melewati serangkaian seleksi yang ketat.
Apalagi, KBRI Negeri Jiran tersebut hanya menyediakan kuota yang sangat terbatas sehingga Lasman wajib bersaing dengan ratusan mahasiswa asal Indonesia lain.
“Untuk dapat magang di perwakilan diplomatik menurut saya tidak mudah, sebab tidak semua perwakilan diplomatik secara terbuka menginformasikan kesempatan magang ini. Untuk terpilih pun cukup susah, sebab mahasiswa yang ingin magang di KBRI Kuala Lumpur ada banyak sehingga disarankan untuk mengirimkan lamaran magang sejak 3-6 bulan sebelum periode magang yang dipilih,” terang Lasman dikutip dari laman resmi Unpad, Senin (8/8).
Selama magang di KBRI Kuala Lumpur, Lasman bertugas di Atase Polisi yang bertugas mendampingi WNI apabila terjerat kasus hukum.
Lasman mengaku, selama magang mendapat kesempatan untuk diikutsertakan dalam berbagai kegiatan.
Seperti misalnya, implementasi fungsi KBRI, khususnya Atase Polisi yang memberikan perlindungan untuk WNI.
Dia juga pernah mendampingi WNI yang membuat laporan di Balai Polis Malaysia, membuat laporan PMI yang ditangkap di Malaysia, membuat kajian analisis hukum terkait PMI, hingga melakukan mediasi, dan memberikan konsultasi hukum.
Selama magang di KBRI bagian Atase Polisi, banyak pelajaran luar biasa didapat oleh Lasman.
Sebab, mahasiswa Unpad angkatan 2020 ini dituntut untuk memahami bagaimana perbandingan hukum yang ada di Indonesia dengan Malaysia.
Selain itu, dia juga harus aktif saat memberikan pelayanan kepada WNI di Malaysia yang membutuhkan pendampingan dan perlindungan hukum.
Perbandingan penerapan hukum di Malaysia dan Indonesia menjadi ketertarikan dia selama mengikuti magang.
Khususnya kepada proses penyelidikan dan penyidikan kasus hukum yang melibatkan WNI, baik penduduk tetap atau pekerja migran di Malaysia.
“Magang di KBRI Terbesar dan Tersibuk di dunia sangat membuka cara pandang saya dalam melihat dan merespon kondisi WNI yang ada di Malaysia, baik bagi mereka yang sedang bekerja atau menetap di sana,” terangnya.
Pengalaman dan pelajaran yang didapat bertambah banyak ketika Lasman diberikan tugas untuk menjadi pegawai Front Office di KBRI Kuala Lumpur selama dua hari.
Puluhan telepon yang berkaitan dengan urusan kekonsuleran, keimigrasian, dan aduan hukum pernah didapat oleh Lasman.
Dia berharap, dengan magang di KBRI Kuala Lumpur ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk mendapatkan pengalaman berbeda di luar negeri.
“Sudah sepatutnya untuk memperluas jangkauan belajarnya, salah satunya dengan cara mengambil kesempatan untuk magang di perwakilan diplomatik di luar negeri,” tutupnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News