Waspada, Kota Bandung Alami Kebakaran Beruntun karena Cuaca Panas

25 Agustus 2022 10:00

GenPI.co Jabar - Kota Bandung mengalami bencana kebakaran beruntun dalam beberapa waktu terakhir karena cuaca panas.

Berdasarkan data Dinas Kebakaran dan Penanggulan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung, dalam kurun waktu Januari-Agustus 2022, sudah ada 116 kejadian.

"Kejadian ini harus menjadi bahan untuk Diskar PB menjaga kesiapsiagaan," ujar Kepala Bidang Pemadaman dan Penyelamatan, Mas Yusuf Hidayat seusai Bandung Menjawab di Taman Dewi Sartika, Rabu, 24 Agustus 2022, dikutip dari laman resmi Kota Bandung.

BACA JUGA:  RSUD Kiwari Kebakaran, Bagaimana Nasib Pasien?

Dia menambahkan, pada tahun 2018 ada 195 kejadian kebakaran, kemudian naik pada tahun 2019 menjadi 272 kejadian.

Memasuki tahun 2020 terjadi penurunan menjadi 195 kejadian kebakaran dan di tahun 2021 menjadi 182 kejadian.

BACA JUGA:  Pasar Induk Jambu Dua Bogor yang Kebakaran Segera Direvitalisasi

"Mungkin semasa pandemi, masyarakat jadi jarang keluar rumah. Sehingga potensi kebakaran masih bisa terkendali dengan baik," ucapnya.

"Tapi, kita tetap harus terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait pencegahan dan penanggulangan kebakaran," imbuhnya.

BACA JUGA:  Kebakaran Terjadi Di Kawasan Padat Penduduk Pasir Koja, Bandung

Selain itu, dia mengimbau kepada masyarakat tidak membakar sembarang karena cuaca di Kota Bandung mulai panas.

"Terjadi kebakaran banyaknya di pemukiman bangunan semi permanen. Karena penyebab kebakaran juga bervariatif, pembakaran sampah, korsleting, gas bocor, atau puntung rokok. Tapi, inti dari semua itu adalah kelalaian manusia," paparnya.

Menurut Yusuf, jumlah armada pemadam kebakaran di Kota Bandung masih belum optimal apabila dilihat dari jumlah penduduk dan luas wilayah.

Saat ini, Diskar PB Kota Bandung baru memiliki mobil pancar sebanyak 23 unit dan beberapa unit tambahan lain sebanyak 50-an.

"Idealnya untuk standar pelayanan minimal kapasitas petugas sebanyak 480 orang. Sekarang jumlah pasukan kita ada 300-an orang itu sudah termasuk ASN dan non-ASN. Sedangkan untuk jumlah kendaraan harusnya ada 90-an unit," tuturnya.

Dia juga memastikan, pelayanan Diskar PB sama sekali tidak dipungut biaya alias gratis.

Selain itu, respons time pun harus cepat karena batas maksimal hanya 15 menit.

"Sejauh ini kita sudah mencapai 15 menit. Kita sudah mencapai target 99 persen. 1 persennya itu karena ada beberapa kendala seperti sulitnya masuk ke zona kebakaran, terlambatnya laporan, kemacetan, dan lainnya," katanya.

Kebakaran, kata dia, bisa diantisipasi dengan menyediakan handuk, karung, atau selimut basah.

Sediakan juga, lanjut Yusuf, alat pemadam api ringan (APAR).

Sementara bagi pemilik gedung bisa melakukan proteksi gedung dengan menyediakan sprinkler dan hidran.

Yusuf juga mengimbau agar kunci portal disimpan di pos terdekat. Jangan sampai disimpan di seseorang yang jauh dari portal.

"Karena pernah terjadi kebakaran di suatu lingkungan, kita sulit mengaksesnya karena portal digembok dan yang memegang kunci jauh dari akses portal," lanjutnya.

Tinggi gapura pun perlu diperhatikan. Minimal tingginya 4 meter agar mobil damkar bisa masuk.

"Jangan parkir depan hidran juga karena ini bisa menghambat proses pemadaman," imbaunya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ferdyan Adhy Nugraha

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JABAR