GenPI.co Jabar - Harga telur ayam di Kota Bogor mengalami kenaikan dalam sepekan terakhir hingga mencapai Rp 32 ribu per kilogram.
Direktur Operasional (Dirops) Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Kota Bogor Deni Ari Wibowo menyebut, bahwa harga telur saat ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah.
“Di Pasar Kebon Kembang saja sudah mencapai Rp 32 ribu per kilogramnya, dan ini merupakan harga telur tertinggi di Kota Bogor sepanjang sejarah," ucap Deni Kamis (25/8).
Alasan harga telur masih begitu tinggi, lanjut dia, karena produksi pascacovid-19 belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Informasi yang kami dapat stok berkurang karena adanya permintaan yang meningkat. Ada informasi juga permintaan telur untuk bansos, sehingga stok telur kekurangan," tuturnya.
Persoalan ini, kata dia, belum bisa diatasi sehingga langkah yang bisa diambil Perumda PPJ Kota Bogor hanya memonitor ketersediaan stok di lapangan.
"Kami hanya melakukan monitoring kondisi di pasar saja untuk stok telur masih aman apa tidak di lapangan," jelasnya.
Sementara itu, salah satu pedagang telur di Pasar Bogor, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor mengatakan kenaikan harga sudah terjadi sejak sepekan terakhir.
“Kenaikan sudah terjadi sejak minggu lalu, sebelumnya Rp 27 ribu perkilogram dan kini mencapai Rp 31 ribu,” ujar Agung.
Sedangkan untuk pengiriman dan stok, Agung menyebut sejauh ini masih cukup aman.
Agung mengatakan, Program Keluarga Harapan (PKH) dari pemerintah membuat harga telur ayam terus melambung.
"Kalau untuk pengiriman barang itu tidak sulit, kalau yang masalah naiknya itu karena PKH. Karena pemerintah beli langsung ke peternak untuk bantuan PKH tersebut," terangnya.
Selain telur ayam, beberapa komoditas juga mengalami kenaikan seperti mi instan yang awalnya Rp 2.900 menjadi Rp 3.200 per bungkus.
Lalu, cabai rawit merah dan hijau yang semula dijual Rp 45 ribu perkilogram, kini menjadi Rp 50 ribu perkilogram. (mcr19/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News