Kisah Satpam Unisba yang Lulus Sebagai Sarjana dengan Status Cumlaude

30 Agustus 2022 02:00

GenPI.co Jabar - Nasib baik akan selalu berpihak kepada seseorang yang mau berjuang dan bekerja keras.

Ungkapan tersebut pantas disematkan kepada wisudawan Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Unisba, Ahmad Fasial.

Lahir dari keluarga yang memiliki keterbatasan ekonomi, Faisal punya tekad sekuat baja hingga akhirnya menjadi seorang sarjana.

BACA JUGA:  Tips dan Trik untuk Dapat IPK 3,99 dari Wisudawan ITB

Ayah Faisal yang bernama Enut Mustopa merupakan buruh pabrik yang gajinya tidak seberapa.

Sementara sang ibu, Ida membantu suaminya untuk mencari nafkah dengan berjualan kecil-kecilan.

BACA JUGA:  Gadis Asal Papua Berusia 20 Tahun Ini Jadi Wisudawan Termuda ITB

Meski kondisinya serba terbatas, Faisal mampu membuktikan bahwa kemauan keras dan tekad kuat bisa memecahkan tembok tebal yang mengadang.

Mahasiswa asal Tasikmalaya tersebut masuk ke Unisba pada 2018 dan berhasil menyelesaikan studinya selama 3 tahun 10 bulan.

BACA JUGA:  Kisah Wisudawan Terbaik Unpad yang Lulus Kuliah Cuman 3,5 Tahun

Lebih hebatnya lagi, dia lulus dengan predikat cumlaude dengan IPK 3,59.

Sebagai anak tertua dari delapan bersaudara, dia ingin adik-adiknya bisa menjadi contohnya dalam hal meraih prestasi.

“Awalnya orang tua dan anggota keluarga saya yang lainnya tidak mendukung saya untuk berkuliah karena adanya keterbatasan finansial. Tapi saya yakin, kalau kita menolong agama Allah, kita akan ditolong Allah secara langsung. Kalau yakin, apapun yang mustahil bisa terjadi”, ujar Faisal, dikutip dari laman resmi Unisba, senin (29/8).

Menyadari keluarganya memiliki keterbatasan ekonomi, Faisal sempat bekerja di tempat sablon di Kota Cimahi.

Dia juga sempat merasakan menjadi pegawai di salah satu toko grosir di pasar tradisional sebelum kuliah di Unisba.

Bahkan, Faisal pun sempat menjadi salah satu satpam di Unisba.

“Sebelum kuliah, saya sempat ditawarkan untuk berkuliah di kampus lain, namun beasiswa yang ditawarkannya tidak full, saya memutuskan untuk bekerja terlebih dahulu. Kemudian, setelah dibukakan jalan oleh Baitul Maal Unisba, baru saya memberanikan diri untuk daftar kuliah di Unisba”, ujarnya.

Selama berkuliah di Unisba, Faisal memilih untuk tinggal di Masjd Al Asy'ari Unisba agar menghemat biaya.

Faisal juga sangat aktif dalam kepengurusan DKM Al Asy'ari dan bekerja sebagai penjaga toko di akhir pekan supaya mendapat uang tambahan.

Meski serba terbatas, dia tetap aktif dalam berbagai organisasi internal kampus seperti UPTQ Al Asy'ari, BEM Fakultas Tarbiyah, hingga UKM Pencak Silat.

Bukan hanya aktif organisasi di kampus, dia juga aktif di organisasi eksternal kampus seperti KAMMI dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.

Keikutersertaan Faisal di organisasi pun terbilang sangat baik, dia sempat menjabat posisi strategis.

Berbagai prestasi pun sempat dirah oleh Faisal seperti misalnya menjadi juara pencak silat selama kuliah.

Sesudah lulus kuliah, pria kelahiran 16 Juli 1999 ini ingin melanjutkan studinya ke yang lebih tinggi supaya adik-adiknya bisa mendapat kehidupan lebih baik.

Oleh karena itu, dia akan bekerja sebagai pengajar sambil menabung untuk biaya melanjutkan pendidikan.

“Tugas kita ikhtiar dan berdoa, bukan tugas kita untuk berhasil. Jika berbicara hasil itu urusan Allah. Kalau punya keinginan ya harus ikhtiar harus berusaha. Jangan pantang menyerah. Kalau gagal ya cari yang lain. Jangan sampai kegagalan jadi bikin kita terpuruk. Allah tak mungkin memberikan cobaan yang tidak sanggup kita lakukan. Saya merasakannya sendiri”, ujarnya.

Sementara itu, Enut Mustopa menyatakan bahwa Faisal merupakan anak yang memiliki kemauan kuat dan rajin dalam belajar serta beribadah.

“Saya bangga pada anak saya yang saat ini sudah sarjana dan semoga dengan gelar sarjananya anak saya bisa mengangkat harkat derajat keluarga dan bisa memberi pesan pada adik-adiknya”, ujarnya.

Kebanggaan akan keberhasilan Faisal pun tidak saja diutarakan oleh ayahnya saja. Ibu Ida, ibu kandung dari Faisal pun mengutarakan hal yang sama.

Beliau bangga pada keberhasilan anaknya yang berhasil meraih gelar sarjana karena keterbatasan finansial yang dimilikinya tidak mematahkan semangat anaknya untuk meraih gelar sarjana. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ferdyan Adhy Nugraha

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JABAR