Bencana Tanah Longsor di Ciamis Sebabkan 2 Orang Meninggal Dunia

13 September 2022 10:00

GenPI.co Jabar - Bencana tanah longsor di Desa Sukamaju, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Minggu, 11 September 2022 menyebabkan dua orang meninggal dunia.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis mengungkapkan, peristiwa tersebut terjadi saat hujan deras pada pukul 20.00 WIB.

Akibat bencana tanah longsor itu, 28 KK/88 jiwa di Desa Sukahurip dan Desa Sukamaju, Kecamatan Cihaurbeuti ikut terdampak.

BACA JUGA:  KA Pangrango Kembali Beroperasi Usai Evakuasi Longsoran Selesai

Bahkan, beberapa warga di Desa Sukamaju harus mengungsi di masjid terdekat agar tidak terkena bencana susulan.

Saat ini, BPBD Kabupaten Ciamis terus mengevakuasi serta membuka akses jalan tertimbun material longsor.

BACA JUGA:  Kelebihan Beban, TPA Cipayung Depok Sempat Longsor

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyatakan, cuaca ekstrem bakal masih melanda 24 wilayah di Indonesia.

Peningkatan curah hujan, fenomena sedang hingga lebat dan dapat disertai petir masih bakal melanda sampai Jumat (16/9).

BACA JUGA:  Ridwan Kamil Beri Bantuan untuk Warga Bogor Terdampak Longsor

"Informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ke-24 wilayah itu meliputi Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur," kata Muhari, dikutip dari laman resmi Pemprov Jabar.

"Adapun Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua," imbuhnya.

Pihaknya pun mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat supaya waspada terhadap bencana alam yang mungkin terjadi.

Muhari mengimbau kepada masyarakat dan pemangku kebijakan di daerah setempat agar tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan.

"Sebagai antisipasi bencana angin kencang, upaya seperti monitoring kekuatan struktur baliho dan pemangkasan cabang dan ranting pohon-pohon besar di wilayah perkotaan hingga desa, pemantauan lereng perbukitan, pembersihan saluran drainase perkotaan agar dilakukan secara berkala," tuturnya.

Selain itu, pihak BNPB bakal memonitoring lereng perbukitan, susur sungai, pembersihan aliran sungai, kanal, saluran drainase permukiman, dan saluran irigasi secara berkala.

"Untuk memininalisir potensi bencana yang dapat dipicu oleh faktor cuaca dan kondisi tata ruang lingkungan perlunya monitoring menyeluruh," ujarnya.

"Apabila terjadi hujan dalam durasi lebih dari satu jam, maka masyarakat yang tinggal di bantaran sungai atau di lereng gunung maupun tebing agar mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk sementara waktu," tambahnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ferdyan Adhy Nugraha

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JABAR