Peringatan Geolog Tak Main-main, Gempa Darat Jawa Bagian Barat Lebih Tinggi

25 November 2022 14:00

GenPI.co Jabar - Gempa Cianjur memiliki dampak yang cukup merusak. Sebanyak 268 orang dilaporkan meninggal dunia.

Geolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Gayatri Indah Marliyani menyampaikan, aktivitas gempa di Pulau Jawa bagian Barat yang disebabkan sesar aktif di darat memang lebih tinggi dibanding wilayah lain.

Dampak gempa, seperti yang terjadi di Cianjur sangat terasa kuat di permukaan. Aktivitas kegempaan dangkal yang kurang dari 15 km begitu terasa.

BACA JUGA:  Rp 20 Miliar untuk Dana Tanggap Darurat Gempa Cianjur

"Jika jalur sesar di darat ini dekat dengan wilayah pemukiman, harus diwaspadai," kata dia, Kamis (25/11).

Munculnya pusat gempa di daratan bersumber pada zona subduksi serta sesar-sesar aktif lainnya.

BACA JUGA:  40 Orang Hilang Diduga Korban Gempa Cianjur, Presiden Jokowi Turun Tangan

Jawa, kata Gayatri, memiliki beberapa sesar aktif yang telah teridentifikasi, di antaranya, Cimandiri, Lembang, Opak, Baribis, Kendeng, dan banyak lainnya.

"Sumber gempa yang dekat dengan permukaan serta magnitudo yang cukup besar menyebabkan dampak merusak yang cukup meluas terutama di sepanjang jalur sesar tersebut," kata dia.

BACA JUGA:  Gempa Susulan Berkekuatan Magnitudo 4,1 Guncang Cianjur Lagi, Ya Ampun!

Gayatri menjelaskan, untuk dampak gempar yang menimbulkan tanah longsor disebabkan wilayah sekitar Cianjur, Sukabumi dan Bogor memiliki banyak jenis batuan dengan kemiringan lereng yang tinggi.

Batuan-batuan tersebut tersusun oleh material hasil letusan gunung api yang memiliki karakter lepas-lepas dan tebal.

"Ketika terkena guncangan keras akibat gempa bumi, lapisan tanah dan batuan lepas yang berada pada lereng yang terjal akan mudah bergerak dan longsor," ujar dia.

Dia menyarankan kepada pemerintah dan lembaga terkait untuk memetakan sumber gempa dengan baik. Mitigasi sangat penting untuk menghitung seberapa besar dampak gempa tersebut.

Pemetaan sumber dan bahaya gempa tersebut harus dilakukan secara berkala untuk mengakomodasi penemuan-penemuan baru yang akan melengkapi basis data dan memperbaiki model seismic hazard.

"Setelah peta sumber sudah ada, hasil ini harus dituangkan dalam aturan dan tata cara untuk bangunan tahan gempa. Aturan dan tata cara ini harus ditaati dan kontrol pelaksanaannya harus diperketat," kata dia.

Menurutnya, hal tersebut penting mengingat banyaknya korban jiwa pada gempa Cianjur karena tertimpa bangunan rumah, yang memang tidak semua dibangun tahan guncangan. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JABAR