GenPI.co Jabar - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut sudah terjadi 285 gempa susulan di Cianjur sejak yang pertama pada 21 November 2022.
Namun, Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu mengungkapkan, tren gempa susulan sudah menurun dari sebelumnya.
“Skala magnitudo semakin mengecil dan frekuensi gempa susulan juga semakin melemah,” katanya dikutip dari JPNN Jabar, Senin (28/11).
Rahayu memprediksi, gempa susulan tersebut masih akan terus terjadi antara satu hingga dua pekan ke depan.
“Setelah kejadian gempa bumi, maka batuan akan mencari titik keseimbangannya, untuk mendapatkan titik keseimbangan tersebut maka dibutuhkan waktu yang mana diperkirakan berlangsung dalam rentang waktu 1-2 minggu ke depan,” jelasnya.
Sebelumnya, Koordinator Peringatan Dini Gempa Bumi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sigit mengatakan, kekuatan gempa susulan yang terjadi hanya 34 persen dari yang pertama.
Trennya memang cenderung menurun kekuatan gempa yang terjadi selama masa darurat.
“Jadi, memang dari pertama ini terkontribusi yang cukup besar, sedangkan saat ini sudah jauh menurun,” ucapnya dalam konferensi pers, Minggu (27/11).
Pada Hari Minggu (27/11) saja, tercatat ada 15 kali terjadi gempa susulan di Cianjur. (mcr27/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News