GenPI.co Jabar - Pemkot Bogor mempertimbangkan mengganti angkutan umum kota atau angkot berbahan bakar minyak (BBM) ke berdaya listrik.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, pilihan tersebut muncul mengingat angkot masih banyak beroperasi, sedangkan Biskita Trans Pakuan yang menjangkau sampai ke wilayah-wilayah masih terbatas.
"Bisa menjadi pilihan, tapi kita tetap butuh dukungan pemerintah pusat. Angkot BBM ke angkot listrik butuh berapa jika dikonversi," ujarnya, Jumat (2/12).
Pemkot Bogor tengah melakukan penataan terhadap sistem transportasi di wilayahnya yang cukup rimut. Wacana konversi muncul saat pembahasan upaya mengurai kemacetan di jalanan Kota Bogor.
Beberapa ruas jalan saat ini sudah mulai membaik, seperti di sekitar area sistem satu arah (SSA) mulai Tugu Kujang, Pasar Bogor, Surya Kencana, Kebun Raya Bogor, Istana Bogor, Lapangan Sempur hingga kembali ke Tugu Kujang.
Sebelumnya, beberapa daerah tersebut, seperti mulai dari Tugu Kujang hingga Pasar Bogor selalu mengalami kemacetan panjang akibat angkot dan penumpangnya yang kurang tertib. Kondisi diperburuk dengan para pedagang kaki lima yang memakan badan jalan.
Beberapa kendaraan angkot juga banyak yang sudah tak layak jalan.
"Pertimbangan angkot listrik masih perlu pendalaman, sementara Biskita Trans Pakuan juga terus didorong untuk penambahan koridor," katanya.
Dia menjelaskan, saat ini masih asa dua koridor Biskita Trans Pakuan yang siap mengkonversi angkot 3:1. Dedie mengungkapkan, realisasi untuk kedua koridor masih menunggu koordinasi dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).
Dedie mengeklaim, keberadaan Biskita menjadi alternatif bagi warga untuk memilih moda transportasi umum. Minta warga yang menggunakannya semakin banya.
Total penumpang sampai dengan saat ini adalah 4.728.484 orang. Karena itu, diperlukan penambahan koridor. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News