GenPI.co Jabar - Petani garam di Karawang tak bisa berkutik dengan kondisi cuaca ekstrem yang terjadi di wilayahnya. Banyak dari mereka yang beralih menjadi petambak ikan.
Sekretaris Dinas Perikanan Karawang, Abuh Bukhori mengatakan, cuaca buruk yang tidak menentu membuat para petani tidak bisa mengolah lahan menjadi garam.
Petani garam pun memilih mengganti lahan mereka menjadi tambak ikan.
“Garam hanya bisa diproduksi saat musim kemarau, karena proses pembuatannya memanfaatkan air laut, panas matahari dan angin,” katanya.
Kondisi tersebut membuat petani tidak akan memproduksi garam lagi dan tambak mereka pun beralih fungsi sebagai tempat budidaya ikan.
“Ketika harga garam saat musim kemarau pun para petani tidak produksi, tambak garam dijadikan untuk budidaya ikan bandeng,” katanya.
Data Dinas Perikanan Karawang, pada 2021 jumlah produksi garam di wilayahnya mencapai 200 ribu ton. Angkat tersebut akan naik seiring dengan harga yang bagus di pasaran.
Hasil produksi garam Karawang ini dikirim ke beberapa wilayah di Jawa Barat dan Tangerang. Garam produksi petani Kawarang dimanfaatkan untuk proses pemindangan ikan dan konsumsi lokal.
“Pertama petani garam akan semangat ketika harga pasar bagus dan produksi tahun lalu di atas 200 ribu ton per tahun. Garam kita diserap untuk masyarakat lokal dan dijual ke beberapa kota di Jawa Barat dan Tangerang,” ungkapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News