GenPI.co Jabar - Cianjur surga penikmat kopi. Pasalnya, dua jenis kopi unggulan, yakni robusta dan arabika tumbuh subur di daerah tersebut.
Ketua Komunitas Ngopi Cianjur Henry Ahadinuari mengatakan, hampir seluruh kecamatan dengan ketinggian di atas 1000 mdpl kopi tumbuh subur.
"Sebagian besar wilayah Cianjur penghasil kopi arabika, mulai dari kecamatan Sukaremsi di wilayah utara hingga Sukanagara di wilayah Selatan. Untuk robusta ada di Kecamatan Sukaresmi, Pacet dan Cipanas, dengan standar mutu biji kopi yang sudah teruji secara nasional," ujarnya, Senin (13/3).
Pihaknya menggelar lomba meracik kopi setiap tahun untuk mempromosikan produk asal Cianjur.
Dia mengeklaim banyak penyaji kopi atau barista dari berbagai kota yang datang pada event tersebut.
"Event tahunan ini, sengaja kami gelar sebagai upaya terus mendongkrak popularitas kopi Cianjur, setiap bulan-nya untuk kebutuhan lokal saja 1 ton per bulan seperti kopi Sarongge, Sukadana, Sukanagara, Ciseureuh, untuk arabica dan Cibulao untuk robusta," katanya.
Insiator Kopi Sarongge, Tosca Santoso menambahkan, luas lahan kopi di Cianjur terus menurun dalam beberapa tahun terakhir.
Petani berhenti menanam kopi karena biaya operasional yang cukup tinggi meski mereka mengolah hutan rakyat.
"Kurang perhatian pemerintah membuat petani kesulitan mengembangkan kebunnya karena modal yang dibutuhkan cukup besar terlebih untuk membeli pupuk yang cukup mahal dan sulit didapat, sehingga banyak yang beralih menanam sayur mayur atau palawija," katanya.
Banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya perubahan iklim. Menurutnya, itu berpengaruh pada produksi kopi.
"Perubahan iklim sudah pasti berpengaruh pada produksi tanaman kopi untuk jenis robutas, berbeda dengan arabica yang tidak terlalu terpengaruh dengan perubahan iklim, sehingga pola tanam dan panen sudah diatur sebagai upaya antisipasi dan pemupuk-kan," katanya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News