Macan Tutul Jawa Dilepasliarkan di Gunung Halimun Salak, Namanya Unik

23 Mei 2023 18:00

GenPI.co Jabar - Macan tutul jawa dilepasliarkan di Gunung Halimun Salak, Kabupaten Bogor, Selasa (23/5).

Wahyu, macan tutul jawa yang dievakuasi dari perkampungan warga pada 2017 itu dilepas di area Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi milik Star Energy Geothermal Salak.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat Irawan Asaad menilai, area tersebut dianggap cocok untuk habitat baru Wahyu.

BACA JUGA:  Meninggal di Gunung Sagara Garut, Pendaki Asal Temanggung Dimakamkan Sesuai Wasiat

"Di tempat ini pakannya lengkap, sumber air terjaga. Terima kasih kepada Star Energy. Ini bagian dari konservasi keanekaragaman hayati," kata Irawan.

Pihaknya berharap, pelepasliaran macan tutul jawa tersebut membuat ekosistem semakin berimbang.

BACA JUGA:  Tebing di Gunung Galunggung Longsor, Wisatawan Diimbau Tak ke Kawah

Sekadar diketahui, Wahyu merupakan macan tutul jawa yang berusia sekitar 6 tahun.

Manajer Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga (PPSC) Cahyono Hidayat Subekti mengatakan, macan tutul jawa tersebut dievakuasi dari perkampungan di kawasan Cianjur.

BACA JUGA:  Banyak Sampah dan Pendaki Ilegal, Gunung Gede Pangrango Ditutup Lagi

Saat dievakuasi, macan tutul jawa tersebut masih berusia 10 bulan. Kondisinya lemas dan dehidrasi.

"Semua diikat, satwa sudah lemah dehidrasi. Kemudian kami melakukan perawatan untuk memulihkan kondisi Wahyu," katanya.

Cahyono memastikan, macan tutul jawa yang dilepasliarkan hari ini telah dilatih pertahanan hidup di alam bebas.

"Kami buat kandang cukup besar untuk persiapan pelepasliaran. Kita persiapkan dia supaya bisa bertahan hidup. Interaksi dengan manusia dibatasi sekali," katanya.

Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indra Exploitasia Semiawan menyampaikan, populasi macan tutul jawa saat ini diperkirakan antara 200 sampai 400 individu.

"Kami sedang memperbaharui data dari populasi macan jawa yang sekarang ini. Jadi, kita menghitungnya bukan dari sisi sensusnya, bukan satu per satu macan jawa dihitung, tapi dilihat dari kerapatan populasi," kata Indra. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Baehaqi Almutoif

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JABAR