GenPI.co Jabar - Gempa Cirebon terjadi sejak pagi hingga sore hari, Kamis (16/6). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat ada 4 kali gempa dalam sehari.
Gempa didaratan tersebut terasa getarannya dan sempat membuat warga berhamburan keluar rumah.
Bahkan, beberapa warga ada yang mendengar suara dentuman yang cukup keras.
Berikut fakta-fakta mengenai gempa Cirebon yang terjadi beberapa kali kemarin.
BMKG mencatat gempa terjadi sebanyak empat kali. Gempa pertama terjadi pada pukul 06.20.20 WIB magnitudo 2,9 lokasi 6.78 LS - 108.62 BT atau 11 kilometer tenggara Kota Cirebon dengan kedalaman 5 kilometer.
Gempa susulan terjadi pada pukul 7.25.19 WIB di lokasi sama magnitudo 3,2 kedalaman 7 kilometer. Gempa terjadi lagi untuk yang ketiga kalinya pukul 07.37.29 WIB dengan kedalaman 7 kilometer.
"Gempa susulan selanjutnya terjadi pada pukul 16.05.57 magnitudo 2.9 lokasi 6.80 LS - 108.62 BT 12 kilometer tenggara Kota Cirebon dengan kedalaman 10 kilometer," Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Kamis (15/6).
Masih menurut Daryono, gempa bumi yang terjadi diduga akibat aktivitas Sesar Cirebon. Gempa tergolong dangkal jika dilihat dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.
Saadah (41), warga Desa Munjul, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon mengaku mendengar suara dentuman yang cukup keras.
Dia sempat khawatir dengan suara tersebut. "Suara dentumannya itu seperti ban truk yang pecah, tapi ini sangat dekat, suara keras," katanya.
Saadah mendengar enam kali dentuman. Warga berhamburan keluar selain karena guncangan juga dikarenakan dentuman yang cukup keras.
Dirinya merasakan gempa pertama pada Kamis (14/6) pagi sekitar jam 06.30 WIB, satu jam kemudian terjadi gempa lagi dan cukup besar.
Sementara itu, Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono terkait laporan warga mengenai suara dentuman, sangat mungkin terjadi karena pusat gempanya yang dangkal.
Adanya proses deformasi batuan bawah permukaan secara tiba-tiba di kedalaman dangkal memang dapat memicu munculnya suara dentuman. Beberapa kasus gempa dangkal yang terjadi di berbagai daerah juga memicu munculnya suara dentuman.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon Deni Nurcahya memastikan setelah dilakukan assesment, tidak ada kerusakan akibat gempa yang dirasakan di sekitar Kecamatan Astanajapura.
"Warga di sana merasakan getaran dan mendengar suara dentuman, tetapi tidak terjadi kerusakan terhadap rumah-rumah warga maupun bangunan lainnya," katanya.
Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyatakan, Cirebon memang daerah rawan gempa. Terjadi beberapa kali gempa sebelumnya.
"Cirebon memang termasuk daerah rawan gempa, BMKG mencatat setidaknya Cirebon sudah mengalami gempa merusak sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1847, 1853, 1971, dan 2020," katanya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News