Minyak Goreng Masih Langka, Kepala Disperindag Jabar Marah Besar

10 Maret 2022 12:30

GenPI.co Jabar - Kelangkaan minyak goreng yang masih terjadi sampai saat ini membuat Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat, Iendra Sofyan, merasa geram dan kesal.

"Untuk minyak goreng, tidak ada perkembangan yang lebih baik," kata Iendra Sofyan saat ditanyakan tentang hasil evaluasi operasi pasar murah minyak goreng oleh wartawan, di Bandung, Rabu. (9/3/2022).

Iendra mengungkapkan, Pemda sudah menggelar Operasi Pasar (OP) minyak goreng di sejumlah pasar tradsional dan ritel moderen yang ada di Jawa Barat, hampir satu bulan terakhir.

BACA JUGA:  Stadion Pakansari kekurang Anggaran Perawatan, Kok Bisa Ya

Namun kenyataannya, hal itu belum bisa mengatasi harga serta suplai minyak goreng yang menjadi persoalan di lapangan hingga saat ini.

Bahkan, Iendra mengaku selalu mengadakan rapat evaluasi membahas minyak goreng dengan stakholder terkait mulai dari kabupaten/kota hingga aparat, dua hari sekali.

BACA JUGA:  Persib Bandung Semakin Dekat untuk Jadi Juara Liga 1 2021/2022

Ternyata apa yang sudah diupayakan selama ini, kata Iendra, belum membuahkan hasil karena di lapangan kondisi belum berubah.

Masyarakat masih kesulitan mencari minyak goreng dan pasokan yang sudah dikirimkan ke pasar maupun ritel sangat cepat habis.

BACA JUGA:  Gerakan Antikorupsi Masuk Sebagai Mata Pelajaran di Jabar

Padahal Kemendag meyakni bahwa minyak goreng yang dikirmkan ke tengah-tengah masyarakat sudah banyak.

"Jadi di lapangan tidak ada, Kemendag bilang sudah 72 juta liter, kamarana (kemana) itu," katanya.

Kementrian, kata Iendra, masih percaya dengan data yang asalnya dari produsen.

Namun Jawa Barat yang katanya mendapatkan puluhan juta liter pun masih kesulitan.

"Kami meminta bantuan teman-teman kabupaten/kota meninjau ke distributor ada atau tidak. Kami ingatkan terus kabupaten/kota melakukan pengecekan itu," katanya.

Dia mengakui, untuk memantau langsung ke gudang distributor bukan hal yang mudah bagi kabupaten.kota.

Malah sejumlah daerah menyerah meskipun ada yang berhasil mendapatkan datanya.

"Ada yang berhasil, distributor ada stok tapi dicicil, ada juga yang tidak ada sama sekali. Ada stok, tapi setelah dua tiga hari habis, tidak ada lagi, sementara PO itu lama. Jadi harus benar-benar diselidiki apakah betul produsen sudah mengeluarkan suplai. Kalau sudah mentoknya di distributor yang mana," ujarnya.

Kritikan juga diberikan Iendra kepada masyarakat yang cenderung panic buying sehingga stok minyak goreng tidak sesuai dengan kebutuhan.

Hal ini, menurut Iendra, menjadi keluhan dari ritel yang ketika suplai mulai lancar, minyak goreng bisa langsung ludes dibeli dalam waktu hitungan jam saja.

"Isunya itu, jadi ada miss informasi antara produsen dan kondisi di lapangan, kontinuitas pasokan tidak terjaga, ketiga isu pemerataan distribusi dan pengaruh pada harga," katanya.

Wacana untuk langsung menjual ke tingkat RT sedang dipikrikan oleh Disperindag Jabar.

Kebijakan ini diyakini sebagai jalan keluar agar lebih efektif serta menekan kelangkaan minyak goreng di masyarakat.

Saat ini, kata Iendra, pihaknya tengah meminta kepastian dari Kemendag agar wacana ini bisa terealisasi terutama urusan suplai. (Ant).

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ferdyan Adhy Nugraha

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JABAR