GenPI.co Jabar - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyambangi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menggaungkan narasi perdamaian dan persatuan.
Ketika menjadi pembicara di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, dia menilai narasi perdamaian itu penting mengingat polarisasi yang masih terjadi di masyarakat.
Hal ini disebabkan oleh imbas politik praktis di masa lalu.
"Kami resah dengan pertengkaran di republik ini. Sehingga, Jawa Barat dan Yogyakarta akan menarasikan persatuan, pertukaran budaya dan perdamaian. Mudah-mudahan menyeimbangkan," ujar pria yang kerap disapa Emil tersebut, pada Kamis (2/12/2021).
Emil berpendapat, polarisasi di tengah masyarakat masih ada hingga saat ini.
Hal itu ditunjukkan dengan belum hilangnya labelisasi untuk kelompok pendukung politik tertentu.
"Kami punya kesepahaman dengan Ngarsa Dalem. Negeri ini lebih banyak bertengkar dan bising di WhatsApp atau Instagram. Negara dibelah oleh dua kelompok cebong dan kampret," katanya.
Dia berharap, rangkaian kegiatannya di Yogyakarta bisa mengubah perpecahan menjadi persatuan.
"Kami narasikan antitesis dari kebisingan itu dengan kesatuan ini. Saya datang minggu ini ke Yogyakarta dan Ngarsa Dalem akan datang ke Bandung minggu depan," ujarnya.
Menurut Emil, Sri Sultan Hamengkubuwana X atau Raja Keraton Yogyakarta telah melakukan politik perdamaian dengan menginisiasi nama beberapa jalan di Yogyakarta dengan Jalan Padjadjaran dan Jalan Siliwangi.
Di Jawa Barat juga begitu. Ada inisiatif baik dengan memunculkan nama Jalan Majapahit dan Jalan Hayam Wuruk di Kota Bandung.
Upaya itu sangat penting sebagai simbol rekonsiliasi sejarah masa lalu dengan adanya Perang Bubat yang membuat hubungan Jawa-Sunda tidak harmonis. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News