GenPI.co Jabar - Pemprov Jawa Barat berencana membatasi jumlah pengunjung ke Masjid Raya Al Jabbar di Bandung saat Ramadan.
Sejak pertama kali dibuka, Masjid Raya Al Jabbar telah menjadi magnet masyarakat untuk berbondong-bondong datang.
Tidak hanya beribadah, banyak juga yang datang hanya untuk berwisata ke masjid tersebut.
Sejumlah permasalahan pun muncul, mulai dari kemacetan, sampah berserakan, hingga aksi copet yang meresahkan.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, tidak akan menutup masjid tersebut sementara waktu.
“Kalau pembatasan (kemungkinan, red) iya, kalau menutupnya saya kira tidak bijak dalam pandangan saya. Kami sesuaikan saja, tadi sudah dievaluasi per Ramadan tinggal sebulan lagi itu urusan harus sudah lebih sempurna penataan PKL-nya, kemudian lalu lintas, kebersihan dan lain-lain,” ujarnya, Selasa (7/2).
Mantan Wali Kota Bandung tersebut menyebut, keramaian di kawasan Masjid Raya Al Jabbar tetap menjadi unsur penting.
Dia mengaku tak bisa membayangkan bila masjid tersebut sepi dari pengunjung atau warga yang ingin beribadah.
“Bagi saya masjid itu yang penting ramai dulu, bahwa dalam keramaian ada dinamika kami beresin satu-satu, daripada sudah bikin masjid besar tetapi sepi itu lebih menyedihkan menurut saya, lebih baik ramai seperti sekarang,” katanya.
Sementara itu, terkait museum rencananya akan diresmikan pada Februari, kemungkinan diundur.
Keputusan tersebut menyusul dinamika yang terjadi dalam beberapa waktu belakangan.
“Kami mengkaji pembukaan, namanya antara museum atau galeri sedang kami pikir, karena masing-masing ada konsekuensi bahasa dan hukum. Kami belum yakin kalau Februari (diresmikan, red),” tuturnya. (mcr27/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News