Hepatitis Akut Misterius Mengancam, Ini Langkah Dinkes Jabar

Hepatitis Akut Misterius Mengancam, Ini Langkah Dinkes Jabar - GenPI.co JABAR
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dr. Nina Susana Dewi. (Foto: ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi/pri)

GenPI.co Jabar - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat bersama pihak terkait membahas penyakit hepatitis akut yang telah dinyatakan sebagai kasus luar biasa oleh WHO.

Bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), manajemen rumah sakit, laboratorium kesehatan daerah, dan Dinkes 27 kabupaten/kota, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat menyiapkan beberapa langkah awal antisipasi kehadiran penyakit ini.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Nina Susana Dewi, dalam keterangan pers di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, Minggu menyebutkan langkah yang diambil meliputi surveilans pelaporan satu pintu secara daring melalui surat elektronik yang alamatnya telah dikantongi masing-masing stakeholders.

BACA JUGA:  Terkait Hepatitis Misterius, Ridwan Kamil Masih Menunggu Arahan

Lalu menginventarisasi kemampuan Labkesda atau rumah sakit di kabupaten/kota untuk pemeriksaan diagnosis hepatitis, meningkatkan sosialisasi dan komunikasi-informasi-edukasi (KIE) serta menggencarkan gerakan masyarakat hidup sehat.

Selain itu, pihaknya akan melakukan penguatan fasilitas pelayanan kesehatan mulai dari puskesmas hingga rumah sakit, dan rumah sakit melakukan setting untuk penanganan kasus hepatitis akut.

BACA JUGA:  Kenali Tanda-tanda dan Gejala Terkena Penyakit Hepatitis Akut

Gerak cepat ini diharapkan Nina bisa membuat fasilitas kesehatan mengantisipasi serta melakukan tindakan preventif dengan cara sosialisasi melalui menggencarkan Germas.

Dalam pertemuan yang di gelar secara daring itu, ada 850 praktisi kedokteran yang membahas kemunculan hepatitisi akut tersebut.

BACA JUGA:  Dinkes Jabar Jawab Soal Kasus Hepatitis Akut Misterius

Bertindak sebagai narasumber dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dr Anggraini Sp AK.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan belum ada laporan terkait penyakit berbahaya tersebut di wilayahnya.

"Di daerah belum banyak terpantau karena kasusnya memang ada di dunia, di Jakarta ada dan di Jabar belum terpantau laporan yang signifikan," tuturnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya