
"Kepulan asap biasa terjadi di musim hujan, karena Tangkuban Parahu itu dominan aktivitas hidroatrenal bukan magma, ketika ada cairan di atas, kemudian sistem magmanya berjalan disitu. Dia berubah cair ke gas, di fase tersebut terlihatlah asap," kata Oktory.
Pun demikian, pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk waspada.
"Masyarakat harap waspada potensi erupsi freatik seperti lontaran lumpur, karena suhunya tinggi. Ini berbahaya bagi yang beraktivitas dekat kawah. Jadi jangan terlalu dekat," tandasnya. (*)
BACA JUGA: Yuk! Liburan Seru di Gunung Tangkuban Perahu
Simak video berikut ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News