“Nama toko diambil dari buyut saya Tek Kie. Terus dilanjutkan kakek Tek Siong, dan terakhir ayah saya Benny Ruslianto,” katanya.
Dodol Takkie, kata Vicent, tidak menggunakan bahan pengawet dalam produksinya. Seluruhnya dari bahan alami.
“Kami tidak pakai bahan yang pengawet, ini masih pakai bahan tradisional karena tidak ada pengawet, makanya tidak mengubah rasa,” ujarnya.
BACA JUGA: Mencari Oleh-Oleh Bandung, Berikut 3 Rekomendasinya
Tak dipungkirinya, produsen kue keranjang kian hari semakin sedikit. Pun demikian, hal itu tak memengaruhi Vincent. Dia akan terus menjaga warisan leluhurnya ini agar tidak sampai punah.
“Saya sendiri sudah hampir 6-7 tahun bantuin ini,” ucapnya.
BACA JUGA: Mencari Oleh-Oleh Khas Cianjur? Datang Saja ke Tempat ini
Saat ini, dodol Takkie memiliki pekerja sekitar 20 orang yang merupakan warga sekitar. “Pekerja banyak ada 20 orang. Kalau tidak ada momen Imlek ini bikin tepung dan makanan lain,” tambahnya. (mcr27/jpnn)
Simak video berikut ini:
Artikel ini sudah tayang di JPNN.com dengan judul: Cita Rasa Legendaris Dodol Tekkie di Bandung yang Tak Lekang Waktu
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News