Psikolog Minta Publik untuk Tidak Menghakimi Ridwan Kamil

Psikolog Minta Publik untuk Tidak Menghakimi Ridwan Kamil - GenPI.co JABAR
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memantau pencarian anak sulungnya Emmeril Kahn Mumtadz alias Eril di Sungai Aaree Kota Bern, Swiss. (ANTARA/HO-Humas Kemenlu-KBRI Bern)

"Lalu publik juga tidak boleh 'judgemental' atau menghakimi. Tidak boleh menduga-duga tanpa dasar yang dirasakan, tidak mengaitkan hal yang tidak relevan dengan musibah ini. Seperti soal podcast yang mengaitkan musibah dengan ucapan Kang Emil. Itu tidak perlu," katanya.

Menurutnya, sikap memberi ruang pada Ridwan Kamil dan Atalia sudah ditunjukkan oleh keluarga besar dan pemerintah.

Keluarga besar, lanjut dia, berperan sebagai pemberi informasi yang jernih lewat kebijakan satu pintu.

BACA JUGA:  Ridwan Kamil Pulang ke Indonesia, Pencarian Eril Terus Dilakukan

Sedangkan pemerintah, Dinda menuturkan, telah bijak dengan memberikan izin perpanjangan cuti bagi Gubernur Jawa Barat selama satu pekan di luar negeri.

"Sehingga dengan cara ini Kang Emil dan keluarga di sana bisa tenang, mereka bisa mendapat informasi langsung dari Tim SAR yang masih melakukan pencarian. Dan ini membuat mereka bisa mengukur kemungkinan buruk dan baik," katanya.

BACA JUGA:  Keteguhan dan Keikhlasan Ridwan Kamil Dalam Upaya Mencari Anaknya

Dinda menyatakan, kejadian hilangnya Eril di Sungai Aare bersifat traumatik karena terjadi sangat tiba-tiba dan luar biasa.

Namun jika ruang dan suasana positif itu hadir dari keluarga dan publik, maka Ridwan Kamil dan keluarganya bakal lebih nyaman dan lepas dari trauma.

BACA JUGA:  Salat Gaib untuk Anak Ridwan Kamil Dilakukan Hari Ini di Bandung

"Selama ini kita biasanya melihat Kang Emil, Bu Atalia aktif di media sosial, sekarang dibatasi. Adiknya menutup Instagram, ini normal. Hal ini sangat berat untuk mereka, dan bukan hal yang mudah. Mereka butuh waktu," ujarnya. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya