Hanya Bisa Pasrah, Petani Garam di Karawang Tak Berkutik Hadapi Cuaca Ekstrem

Hanya Bisa Pasrah, Petani Garam di Karawang Tak Berkutik Hadapi Cuaca Ekstrem - GenPI.co JABAR
Ilustrasi petani garam. (ANTARA/Saiful Bahri/dok)

GenPI.co Jabar - Petani garam di Karawang tak bisa berkutik dengan kondisi cuaca ekstrem yang terjadi di wilayahnya. Banyak dari mereka yang beralih menjadi petambak ikan.

Sekretaris Dinas Perikanan Karawang, Abuh Bukhori mengatakan, cuaca buruk yang tidak menentu membuat para petani tidak bisa mengolah lahan menjadi garam.

Petani garam pun memilih mengganti lahan mereka menjadi tambak ikan.

BACA JUGA:  2 Sungai Meluap, Satu Desa Terendam Banjir di Karawang

“Garam hanya bisa diproduksi saat musim kemarau, karena proses pembuatannya memanfaatkan air laut, panas matahari dan angin,” katanya.

Kondisi tersebut membuat petani tidak akan memproduksi garam lagi dan tambak mereka pun beralih fungsi sebagai tempat budidaya ikan.

BACA JUGA:  Bupati Karawang Ungkap Fakta Sosok Mengaku Imam Mahdi

“Ketika harga garam saat musim kemarau pun para petani tidak produksi, tambak garam dijadikan untuk budidaya ikan bandeng,” katanya.

Data Dinas Perikanan Karawang, pada 2021 jumlah produksi garam di wilayahnya mencapai 200 ribu ton. Angkat tersebut akan naik seiring dengan harga yang bagus di pasaran.

BACA JUGA:  Suku Cadang Moge Produksi SMKN 1 Karawang Laris Manis Dipesan

Hasil produksi garam Karawang ini dikirim ke beberapa wilayah di Jawa Barat dan Tangerang. Garam produksi petani Kawarang dimanfaatkan untuk proses pemindangan ikan dan konsumsi lokal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya