"Jadi di lapangan tidak ada, Kemendag bilang sudah 72 juta liter, kamarana (kemana) itu," katanya.
Kementrian, kata Iendra, masih percaya dengan data yang asalnya dari produsen.
Namun Jawa Barat yang katanya mendapatkan puluhan juta liter pun masih kesulitan.
BACA JUGA: Gerakan Antikorupsi Masuk Sebagai Mata Pelajaran di Jabar
"Kami meminta bantuan teman-teman kabupaten/kota meninjau ke distributor ada atau tidak. Kami ingatkan terus kabupaten/kota melakukan pengecekan itu," katanya.
Dia mengakui, untuk memantau langsung ke gudang distributor bukan hal yang mudah bagi kabupaten.kota.
BACA JUGA: Persib Bandung Semakin Dekat untuk Jadi Juara Liga 1 2021/2022
Malah sejumlah daerah menyerah meskipun ada yang berhasil mendapatkan datanya.
"Ada yang berhasil, distributor ada stok tapi dicicil, ada juga yang tidak ada sama sekali. Ada stok, tapi setelah dua tiga hari habis, tidak ada lagi, sementara PO itu lama. Jadi harus benar-benar diselidiki apakah betul produsen sudah mengeluarkan suplai. Kalau sudah mentoknya di distributor yang mana," ujarnya.
BACA JUGA: Stadion Pakansari kekurang Anggaran Perawatan, Kok Bisa Ya
Kritikan juga diberikan Iendra kepada masyarakat yang cenderung panic buying sehingga stok minyak goreng tidak sesuai dengan kebutuhan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News