
GenPI.co Jabar - Forum Komunikasi Honorer Fasyankes (FKHF) Jawa Barat menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Selasa (9/8), terkait aturan pemerintah yang menghapus tenaga honorer di tahun 2023.
Dalam tuntutannya, mereka meminta kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov Jabar) untuk mengangkat tenaga kesehatan (nakes) dan non nakes menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Wakil Ketua FKHF Jabar Saeful Anwar mengatakan, honorer nakes maupun non nakes saat ini tengah bingung karena hampir 75 persen pegawai yang bekerja di fasilitas kesehatan saat ini berstatus honorer atau non ASN.
BACA JUGA: Nasib Tenaga Honorer Di Ujung Tanduk Bupati Cianjur Ikut Bingung
“Kami ingin memperbaiki nasib tidak hanya sekedar non ASN atau sekedar honorer, tetapi PPPK,” kata Saeful seusai audiensi Pemprov Jawa Barat di Gedung Sate, Selasa (9/8).
Saeful mengatakan, Peraturan Presiden (PP) nomor 49 tahun 2019 tentang penghapusan tenaga honorer untuk masuk ke formasi PPPK membuat nasibnya terancam.
BACA JUGA: Tenaga Honorer Dihapus, DPRD Kota Bogor Khawatir karena Hal Ini
Dalam PP 99 ayat 1, lanjut dia, disebutkan tidak boleh ada pegawai non ASN dalam institusi pemerintah daerah, sementara puskesmas dan RSUD masih banyak yang berstaus BLUD.
“Kenyataannya pemerintah daerah tidak bisa mengakomodir karena keterbatasan biaya. Karena pusat melimpahkan semuanya kepada daerah,” ujar dia.
BACA JUGA: BPSDM Jabar Sebut Posisi ini Tidak Akan Diisi Tenaga Honorer
Dia menyatakan, banyak tenaga honorer di Jabar yang masih merasa kebingungan dengan nasibnya, karena pemerintah belum memberikan solusi terkait permasalahan ini.
Artikel ini sudah tayang di JPNN.com dengan judul: 65 Ribu Honorer Nakes di Jabar Minta Diangkat Jadi PPPK
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News